Selasa, 04 Juli 2017

RUANG LINGKUP KONSRVASI LINGKUNGAN BESERTA CONTOHNYA

KATEGORI OBJEK PELESTARIAN:


1.      Lingkungan Alami (Natural Area)

  •        Konservasi Sungai Citarum
Konservasi sungai Citarum menarik untuk dikaji mengingat Sungai Citarum dikabarkan telah dinobatkan menjadi Sungai terkotor di Dunia. Pembuangan sampah sembarangan, erosi yang berlebihan di bagian hulu, limbah pabrik maupun limbah rumah tangga, dll menyebabkan kualitas air sungai Citarum terbilang buruk. Hal ini dapat diamati dari warna sungai yang keruh dan bau yang tidak sedap. Selain kualitas air sungai yang menurun, lebar air sungai pun semakin menyempit begitu pula endapan dasar sungai yang semakin tebal. Hal ini juga mengakibatkan banjir di beberapa titik tempat tertentu karena luas penampang air sungai yang tidak seimbang dengan massa air sungai pada musim penghujan. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan ini pemerintah kota Bandung telah mencanangkan konservasi sungai dengan melakukan pengerukan dasar sungai dan usaha pelebaran sungai di beberapa titik rawan banjir.Upaya konservasi sungai ini telah dilaksanakan pada tahun 2010 dan ditargetkan selesai pada tahun 2013. Namun, upaya yang dilakukan ini hanyalah upaya jangka pendek karena tidak diimbangi konservasi di daerah hulu yang merupakan daerah resapan air. Selain itu, kesadaran masyarakat juga sangat penting untuk memelihara sungai agar terpelihara dengan baik.
 
(Sumber: http://geografiupi2010.blogspot.co.id/2012/11/tugas-mediawati-dewi-wibowo-1005814.html)
 
  •        Konservasi Sungai Brantas
Kondisi Sungai Brantas yang kian mengalami degradasi kualitas lingkungan kini cukup memprihatinkan. Fakta menunjukkan di bagian tengah dan hilir sungai kini harus menanggung beban limbah cair sebesar 330 ton per hari. Untuk itu, upaya konservasi harusnya menjadi tanggung jawab bersama, baik pemerintah, industri, dan masyarakat. Kepala Badan Lingkungan Hidup Jatim, Ir Dewi J Putriatni saat kampanye Peduli Sungai Brantas di Taman Bungkul Surabaya, Minggu (1/11) menjelaskan, pencemaran dari limbah cair rata-rata dihasilkan oleh aktifitas masyarakat sepanjang DAS Barantas. Misalnya, dari limbah cair industri dan domestik pemukiman, rumah sakit, dan hotel. Ia menuturkan, untuk industri terdapat sekitar 483 industri yang mempunyai pengaruh secara langsung dengan kontribusi pencemaran sebesar 125 ton per hari. Atas pencemaran itu, mengakibatkan meningkatnya biaya operasional sekitar 25 persen bagi PDAM yang mengambil bahan baku air dari Brantas yang hasilnya menjadi konsumsi masyarakat. Fakta lain juga menguatkan dari sisi hulu sungai yang terdapat di Kab Malang dan Kota Batu. Sebagai sumber dari sungai, saat ini hutan di wilayah hulu telah gundul sehingga sumber airnya pun berkurang 50 persen. Bahkan saat kemarau, dari 109 mata air tinggal 57 mata air bahkan kondisi sumbernya pun mengalami penurunan produksi. Seperti diketahui, wilayah sungai Brantas mencakup sembilan kabupaten dan enam kota dengan jumlah penduduk 15,9 juta penduduk yang merupakan 43 persen jumlah penduduk Provinsi Jatim. Untuk potensi air yang dihasilkan sebesar 11,7 miliar m3/tahun dan memberikan kontribusi ekonomi bagi Jatim yang diantaranya untuk produksi beras dan pembangkit tenaga listrik. Namun, lahan kritis di kawasan hutan DAS Brantas, kini sekitar 925 hektare, sementara di luar kawasan hutan sekitar 1.899 hektare. Sedangkan lahan kritis di kawasan hutan Kabupaten Malang sekitar 10.473 hektare, dan di luar kawasan hutan 46.315 hektare. Dari hasil studi tahun 2003, dari tahun1980 terjadi peningkatan erosi 300 persen di hulu Brantas atau sebesar 2.268 ton per hektare/tahun. Ini menyebabkan pula terjadinya sedimentasi di Waduk Sengguro dan Sutami sebesar 5,4 juta meter kubik per tahun dalam kurun waktu tahun 1988-2003. Sehingga ini membuat daya tampung air semakin menurun. Selain itu, banyaknya kasus penambangan pasir di Brantas juga menjadi persoalan yang berdampak cukup serius. Penambangan menggunakan alat penyedot pasir bermesin diesel tetap marak di poros sungai yang melintasi Kediri, Jombang, Mojokerto dampaknya pun dapat dirasakan. Dari kerusakan tanggul, longsornya gronjong penahan tanggul, dan mengakibatkan penurunan dasar sungai sebesar empat meter. Perempuan yang akan sertijab sebagai Kepala Dinas ESDM Jatim Senin esok ini menambahkan, dengan memperhatikan kondisi Brantas dan mengingat nilai strategisnya bagi kelangsungan perekonomian Jatim, maka upaya konservasi pun bersifat mendesak. “Titik sentral untuk mewujudkannya adalah melalui perubahan perilaku dari semua pihak dan harus selalu bergerak, tidak sporadis, serta dilaksanakan bersama,” tambahnya.
(Sumber: http://kominfo.jatimprov.go.id/read/umum/19189)

2.      Kota dan Desa (Town and Village)
  •         Konservasi Arsitektur Kawasan Kota Lama Semarang
      Kota Lama Semarang terletak di Kelurahan Bandarharjo, kecamatan Semarang Utara. Batas Kota Lama Semarang adalah sebelah Utara Jalan Merak dengan stasiun Tawang-nya, sebelah Timur berupa Jalan Cendrawasih, sebelah Selatan adalah Jalan Sendowo dan sebelah Barat berupa Jalan Mpu Tantular dan sepanjang sungai Semarang. Luas Kota Lama Semarang sekitar 0,3125 km2.


(Sumber: https://sudiana1526.wordpress.com/2016/03/30/konservasi-arsitektur-kawasan-kota-lama-semarang/)

(Sumber: https://sudiana1526.wordpress.com/2016/03/30/konservasi-arsitektur-kawasan-kota-lama-semarang/)
Kota lama Semarang direncanakan sebagai pusat dari pemerintahan kolonial Belanda dengan banyak bangunan kolonialnya. Ini terjadi setelah penandatanganan perjanjian antara Mataram dan VOC pada tanggal 15 Januari 1678. Dalam perjanjian tersebut dinyatakan, bahwa Semarang sebagai Pelabuhan utama kerajaan Mataram telah diserahkan kepada pihak VOC, karena VOC membantu Mataram menumpas pemberontakan Trunojoyo. Mulai tahun 1705, Semarang menjadi milik secara penuh VOC. Sejak saat itu mulai muncul banyak pemberontakan dan suasana menjadi tidak aman lagi. Belanda membangun benteng untuk melindungi pemukimannya. Benteng yang terletak di sisi barat kota lama ini di bongkar dan dibangun benteng baru yang melindungi seluruh kota lama Semarang.
Kawasan Kota Lama Semarang dibentuk sesuai dengan konsep perancangan kota-kota di Eropa, baik secara struktur kawasan maupun citra estetis arsitekturalnya. Kawasan ini memiliki pola yang memusat dengan bangunan pemerintahan dan Gereja Blenduk sebagai pusatnya. Pola perancangan kota tersebut sama seperti perancangan kota- kota di Eropa. Sementara pada karakter arsitektur bangunan, kekhasan arsitektur bangunan di kawasan ini ditunjukkan melalui penampilan detail bangunan, ornamen-ornamen, serta unsur-unsur dekoratif pada elemen-elemen arsitekturalnya. Dengan keberadaan Kota Lama Semarang, citra arsitektur Eropa telah hadir dan menambah nuansa keberagaman arsitektur di Jawa Tengah dan daerah-daerah sekitarnya, dan pada gilirannya memperkaya khazanah arsitektur di negeri ini.

  • Konservasi Kawasan Kota Tua Makassar Terhadap Perkembangan Sarana Pelayanan Pariwisata
Penelitian ini mengkaji konservasi kawasan kota tua yang dikaitkan dengan tata ruang dan tata bangunan. Di kawasan kota tua tersimpan pasang surut perkembangan kota. Bentuk bangunan, pola tata ruang, pola jalan, pola ruang terbuka ruang parkir, papan reklame, dan pedagang kaki lima adalah beberapa unsur dasar fisik perkotaan yang berkembang mengikuti perkembangan pola kehidupan masyarakat. Berbagai faktor, baik internal maupun eksternal, mempengaruhi perkembangan lingkungan fisik maupun kehidupan masyarakat di kawasan kota tua. Penelitian ini merupakan tahap ketiga dari penelitian sebelumnya. Penyusunan data base perkembangan sarana pelayanan pariwisata dan kajian pengaruh perkembangan sarana pelayanan parawisata sudah dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah merumuskan konsep manajemen konservasi kota tua terhadap perkembangan sarana pelayanan pariwisata dan panduan rancang kawasan untuk penataan ruang kota. Metode penelitian yang digunakan adalah teknik evaluasi visual terhadap penataan bangunan dan lingkungan di kawasan kota tua dengan variabel fungsi bangunan, wajah bangunan, ketinggian bangunan, jaringan jalan, ruang parkir, jalur pejalan, jalur hijau, ruang terbuka, taman kota, reklame, dan pedagang kaki lima. Evaluasi melaui Focus Group Discussion (FGD) dilakukan dengan mengkaji persepsi masyarakat yang tinggal, bekerja, dan memiliki usaha tentang penataan bangunan dan lingkungan di kawasan kota tua. Hasil penjaringan persepsi masyarakat tentang penataan bangunan dan lingkungan menunjukkan sebagian besar peserta FGD memiliki pengetahuan yang cukup dalam penataan di kawasan kota tua dengan menilai pentingnya konservasi bangunan dan kawasan yang bernilai historis. Hasil penelitian berupa konsep dan panduan rancangan memperlihatkan bahwa bangunan kolonial seperti Benteng Rotterdam, rumah jabatan walikota dan beberapa bangunan lainnya memberikan makna historis di kawasan kota tua sehingga dalam penataaan kawasan, unsur ini dimunculkan seperti: pembentukan skyline kawasan dan jalur pedestrian mall yang menghubungkan Benteng Rotterdam dengan kawasan pertokoan Somba Opu dan Pantai Losari.
(Sumber: http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/13964)
 
3.      Garis Cakrawala dan Koridor Pandang (Skylines and View Corridor)
 
4.      Kawasan (Districts)

  •        Kawasan Taman Nasional Northeast Greenland
Taman Nasional Greenland Timur Laut (bahasa Greenland Kalaallit Nunaanni nuna eqqissisimatitaq, bahasa Denmark Grønlands Nationalpark) adalah taman nasional yang terluas dan terletak paling utara di dunia. Didirikan pada tahun 1974 dan diperluas hingga mencapai luas yang sekarang ada tahun 1998, taman nasional ini melindungi area seluas 972,001 km2 (375,000 sq mi) dari kawasan tengah dan pantai timur laut Greenland yang lebih luas dari seluruh, kecuali 30, negara di dunia. Taman Nasional Greenland Timur Laut adalah taman nasional pertama yang didirikan di Kerajaan Denmark dan merupakan satu-satunya taman nasional di Greenland.



(Sumber: https://www.libmagz.com/read/luar-biasa-inilah-beberapa-kawasan-konservasi-terbesar-di-dunia)
  •     Kawasan Suaka Margasatwa
       Suaka margasatwa (Suaka: perlindungan; Marga: turunan; satwa: hewan) adalah kawasan hutan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman dan/ atau memiliki keunikan jenis satwa yang membutuhkan perlindungan/ pembinaan bagi kelangsungan hidupnya terhadap habitatnya. Daerah suaka margasatwa biasanya ditetapkan sebagai suatu tempat hidup margasatwa yang mempunyai nilai khas bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta merupakan kekayaan dan kebanggaan nasional. Pelestarian dapat dilakukan secara sengaja atau alami untuk menjaga kelangsungan hidup tumbuhan tersebut. Adanya taman nasional dan cagar alam menjadi media dan sarana bagi pelestarian serta perlindungan jenis flora dan fauna khas di Indonesia. Melalui adanya upaya konservasi diharapkan keberadaan flora dan fauna tersebut tetap terjaga dari ambang kepunahan sehingga kelestarian keanekaragaman hayati flora dan fauna Indonesia tetap terjaga pada masa yang akan datang. 
(Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Suaka_margasatwa)


5.      Wajah Jalan (Street-Scapes)
  •        Konservasi Jalan Braga, Bandung
Sejarah jalan Braga 
Upaya pemerintah melakukan konservasi terhadap bangunan “Heritage” menghadapi kendala karena tersebarnya lokasi bangunan bersejarah tersebut. Menyusuri jalan Braga di kota Bandung, Jawa Barat, bagai ziarah ke masa pemerintahan kolonial Belanda. Jalan yang namanya mirip dengan nama kota  di utara Portugal itu merupakan daerah konservasi budaya. 
Menurut “Kuncen Bandung” almarhum Haryoto Kunto, kata Braga berasal dari bahasa Sunda “Ngabaraga” yang artinya bergaya, nampang, atau mejeng. Braga waktu itu memang menjadi the place to see and to be seen. Ruas jalan yang tak terlalu panjang itu, tempo doeloe, menjadi tempat rendezvous sambil jalan-jalan dan belanja. Sebab kala itu di kota Bandung, Jalan Bragalah satu-satunya tempat shopping paling bergengsi. 
Dari peninggalan-peninggalan sejarah yang masih ada, kita bisa tahu bahwa di jalan Braga pernah dibangun gedung-gedung berarsitektur art deco, seperti gedung Bank Dennis, gedung toko Onderling Belang, di sebrang jalan gedung bioskop Majestic, dan viaduct; karena lalu lintas dari Landraadweg selalu dipenuhi delman (kretek) yang menanti kereta api lewat dari Setasion Bandoeng atau kereta api dari arah timur. Kemudian viaduct itu menghubungkan jalan Parapatan Pompa (sekarang jalan Suniaraja) dengan jalan Braga. Dulu jalan di jalan Braga ini buntu, namanya Gang Effendi. Lalu jalan di samping penjara Banceuy, yang sebelumnya adalah jalan kampung, dibikin tembus sampai ke jalan Braga di jalan Naripan.


( Sumber: https://sudiana1526.wordpress.com/2016/03/05/konservasi-jalan-braga-bandung/ )
 
    6.    Bangunan (Buildings)
  •          Konservasi Old City Shop Of Entertainment

Nama Bangunan Lama        : Gebouw van Het Nieuws van den Dag Nama
Bangunan Baru                    : Old City Shop of Entertainment (Athena Diskotik)
Alamat                                    : Jl. Kali Besar Barat, Kel. Roa Malaka, Kec. Taman Sari, 
Jakarta Barat (Jakarta 11230)
Tahun dibangun                   : 1925 – 1927
Fungsi Awal                           : Kantor Surat Kabar
Fungsi Sekarang                  : Diskotik
Kondisi bangunan                : Baik
Klasifikasi Pemugaran         : Golongan A

Dalam sebuah penelitian tentang beberapa bangunan di Kota Tua, disebutkan, pada abad ke-17, media cetak di Batavia Lama masih sedikit. Tahun 1668, pemerintah VOC memutuskan untuk mendirikan percetakan sendiri di bawah nama Stads & Compagnies Drukker. Namun pada tahun yang sama, diambilalih oleh swasta. Perusahaan swasta itu mendapat hak paten Stads & Compagnies Drukker namun kemudian mengganti nama menjadi Boekdrukker der Edele Compagnie. 
  • Konservasi Gedung Jasa Raharja
          Sejarah Bangunan
 
(Sumber: https://rikaarba.wordpress.com/2016/06/08/konservasi-arsitektur-kelompok-iii-kawasan-kali-besar/)
 
Gedung ini dibangun sekitar abad ke-19, memiliki desain unik khas Eropa. Langit-langit bangunan yang menjulang tinggi berhiaskan lukisan, dengan jendela berhias kaca patri serta bagian jendela lainnya dihiasi besi bercat keemasan dengan ornamen unik yang selaras dengan ukiran pada tangga bangunan. Pada dinding masih menempel tanda (sejenis prasasti) yang menandai keberadaan bangunan yang dipercantik bentuk hiasan yang sangat klasik. Bangunan ini merupakan bagian dari lima nama pemilik yang terdata, yaitu PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) yang memiliki 16 gedung.

Sebelum Direvitalisasi
 
(Sumber: https://rikaarba.wordpress.com/2016/06/08/konservasi-arsitektur-kelompok-iii-kawasan-kali-besar/)
 
Sebelum direvitalisasi, bangunan ini tergolong rawan roboh, sebelum bangnan ini dikonservasi, atap ini sudah tidak ada dan tidak memiliki fungsi, hanya terdapat sisa-sisa dinding yang belakangnya kosong. Setelah dikonservasi, bangunan ini bersifat sama seperti bangunan yang lama dari segi fasad, hanya saja menggunakan teknologi bangunan yang lebih modern. Dikarenakan bangunan ini memiliki klasifikasi pemugaran B.
   
7.      Benda Peninggalan (Object and Fragments)


  •     Konservasi Benda Pura Puseh Tambahan

( Sumber: http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbbali/2016/08/01/studi-teknis-pura-puseh-tambahan/)

Di Pura Puseh Tambahan, Desa Jehem, Kecamatan Tembuku  banyak ditemukan peninggalan cagar budaya,  yang berasal dari masa klasik. Salah satu  peninggalan cagar budaya yang ditemukan di daerah ini merupakan peninggalan dari masa klasik seperti lingga. Mengingat pentingnya cagar budaya tersebut untuk itu peninggalan ini perlu dilestarikan, sebagai salah satu upaya untuk mempertahankan keberadaan cagar budaya dan nilainya.
Berdasarkan Tugas dan fungsi Kantor Balai Pelestarian Cagar Budaya adalah dengan melakukan perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan cagar budaya. Sehubungan dengan hal tersebut pelestarian cagar budaya yang merupakan kewajiban dan tanggungjawab pemerintah dan seluruh masyarakat. Mengingat pentingnya cagar budaya, untuk itu  perlu dipelihara sebagai upaya untuk menjaga dan merawat agar kondisi fisik cagar budaya tetap lestari, sehingga dapat meningkatkan potensi nilai, informasi, dan promosi cagar budaya.
  • Konservasi Benda Pura Puseh Tambahan
Pura Pancering Jagat Terunyan (Pura Bali Dèsa Pancering Jagat Bali) adalah salah satu pura tertua di Bali yang memiliki peninggalan megaitikum berupa patung setinggi 4 meter. Pura ini terletak di sisi timur Danau Batur, di wilayah Desa Terunyan, Kintamani, Bangli, yaitu salah satu dari tiga desa Bali Aga selain Tenganan dan Sembiran. Pintu masuk utama pura ini berada di barat karena penduduk Desa Trunyan menganggap arah mata angin kelod (selatan) adalah ke arah Danau Batur, berbeda dari wilayah Bali lain yang menentukan kelod berada di arah laut. Menurut falsafah yang dianut masyarakat Bali, gunung berada di utara sementara laut atau danau berada di selatan.
Upacara (odalan) pura ini jatuh pada Purnamaning Sasih Kapat (sekitar bulan Oktober) untuk merayakan ulang tahun Ratu Sakti Pancering Jagat. Tarian Barong Brutuk terkadang dipentaskan pada saat odalan untuk memperingati pernikahan antara Ratu Sakti Pancering Jagat dengan Ratu Ayu Dalem Pingit.

(Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Pura_Pancering_Jagat_Terunyan)









Tidak ada komentar:

Posting Komentar