1. Lingkungan
Alami (Natural Area)
- Konservasi Sungai Citarum
Konservasi sungai Citarum menarik
untuk dikaji mengingat Sungai Citarum dikabarkan telah dinobatkan menjadi
Sungai terkotor di Dunia. Pembuangan sampah sembarangan, erosi yang berlebihan
di bagian hulu, limbah pabrik maupun limbah rumah tangga, dll menyebabkan
kualitas air sungai Citarum terbilang buruk. Hal ini dapat diamati dari warna
sungai yang keruh dan bau yang tidak sedap. Selain kualitas air sungai yang
menurun, lebar air sungai pun semakin menyempit begitu pula endapan dasar
sungai yang semakin tebal. Hal ini juga mengakibatkan banjir di beberapa titik
tempat tertentu karena luas penampang air sungai yang tidak seimbang dengan
massa air sungai pada musim penghujan. Oleh karena itu, untuk mengatasi
permasalahan ini pemerintah kota Bandung telah mencanangkan konservasi sungai
dengan melakukan pengerukan dasar sungai dan usaha pelebaran sungai di beberapa
titik rawan banjir.Upaya konservasi sungai ini telah dilaksanakan pada tahun
2010 dan ditargetkan selesai pada tahun 2013. Namun, upaya yang dilakukan ini
hanyalah upaya jangka pendek karena tidak diimbangi konservasi di daerah hulu
yang merupakan daerah resapan air. Selain itu, kesadaran masyarakat juga sangat
penting untuk memelihara sungai agar terpelihara dengan baik.
(Sumber: http://geografiupi2010.blogspot.co.id/2012/11/tugas-mediawati-dewi-wibowo-1005814.html)
- Konservasi Sungai Brantas
Kondisi
Sungai Brantas yang kian mengalami degradasi kualitas lingkungan kini cukup
memprihatinkan. Fakta menunjukkan di bagian tengah dan hilir sungai kini harus
menanggung beban limbah cair sebesar 330 ton per hari. Untuk itu, upaya
konservasi harusnya menjadi tanggung jawab bersama, baik pemerintah, industri,
dan masyarakat. Kepala Badan Lingkungan Hidup Jatim, Ir Dewi J Putriatni saat kampanye
Peduli Sungai Brantas di Taman Bungkul Surabaya, Minggu (1/11) menjelaskan,
pencemaran dari limbah cair rata-rata dihasilkan oleh aktifitas masyarakat
sepanjang DAS Barantas. Misalnya, dari limbah cair industri dan domestik
pemukiman, rumah sakit, dan hotel. Ia menuturkan, untuk industri terdapat
sekitar 483 industri yang mempunyai pengaruh secara langsung dengan kontribusi
pencemaran sebesar 125 ton per hari. Atas pencemaran itu, mengakibatkan
meningkatnya biaya operasional sekitar 25 persen bagi PDAM yang mengambil bahan
baku air dari Brantas yang hasilnya menjadi konsumsi masyarakat. Fakta lain
juga menguatkan dari sisi hulu sungai yang terdapat di Kab Malang dan Kota
Batu. Sebagai sumber dari sungai, saat ini hutan di wilayah hulu telah gundul sehingga
sumber airnya pun berkurang 50 persen. Bahkan saat kemarau, dari 109 mata air
tinggal 57 mata air bahkan kondisi sumbernya pun mengalami penurunan produksi.
Seperti diketahui, wilayah sungai Brantas mencakup sembilan kabupaten dan enam
kota dengan jumlah penduduk 15,9 juta penduduk yang merupakan 43 persen jumlah
penduduk Provinsi Jatim. Untuk potensi air yang dihasilkan sebesar 11,7 miliar
m3/tahun dan memberikan kontribusi ekonomi bagi Jatim yang diantaranya untuk
produksi beras dan pembangkit tenaga listrik. Namun, lahan kritis di kawasan
hutan DAS Brantas, kini sekitar 925 hektare, sementara di luar kawasan hutan
sekitar 1.899 hektare. Sedangkan lahan kritis di kawasan hutan Kabupaten Malang
sekitar 10.473 hektare, dan di luar kawasan hutan 46.315 hektare. Dari hasil
studi tahun 2003, dari tahun1980 terjadi peningkatan erosi 300 persen di hulu
Brantas atau sebesar 2.268 ton per hektare/tahun. Ini menyebabkan pula
terjadinya sedimentasi di Waduk Sengguro dan Sutami sebesar 5,4 juta meter
kubik per tahun dalam kurun waktu tahun 1988-2003. Sehingga ini membuat daya
tampung air semakin menurun. Selain itu, banyaknya kasus penambangan pasir di
Brantas juga menjadi persoalan yang berdampak cukup serius. Penambangan
menggunakan alat penyedot pasir bermesin diesel tetap marak di poros sungai
yang melintasi Kediri, Jombang, Mojokerto dampaknya pun dapat dirasakan. Dari
kerusakan tanggul, longsornya gronjong penahan tanggul, dan mengakibatkan
penurunan dasar sungai sebesar empat meter. Perempuan yang akan sertijab
sebagai Kepala Dinas ESDM Jatim Senin esok ini menambahkan, dengan
memperhatikan kondisi Brantas dan mengingat nilai strategisnya bagi
kelangsungan perekonomian Jatim, maka upaya konservasi pun bersifat mendesak.
“Titik sentral untuk mewujudkannya adalah melalui
perubahan perilaku dari semua pihak dan harus selalu bergerak, tidak sporadis,
serta dilaksanakan bersama,” tambahnya.
(Sumber:
http://kominfo.jatimprov.go.id/read/umum/19189)
2. Kota dan Desa (Town and Village)
- Konservasi Arsitektur Kawasan Kota Lama Semarang
Kota
Lama Semarang terletak di Kelurahan Bandarharjo, kecamatan Semarang Utara.
Batas Kota Lama Semarang adalah sebelah Utara Jalan Merak dengan stasiun
Tawang-nya, sebelah Timur berupa Jalan Cendrawasih, sebelah Selatan adalah
Jalan Sendowo dan sebelah Barat berupa Jalan Mpu Tantular dan sepanjang sungai
Semarang. Luas Kota Lama Semarang sekitar 0,3125 km2.
(Sumber: https://sudiana1526.wordpress.com/2016/03/30/konservasi-arsitektur-kawasan-kota-lama-semarang/)
(Sumber: https://sudiana1526.wordpress.com/2016/03/30/konservasi-arsitektur-kawasan-kota-lama-semarang/)
Kota
lama Semarang direncanakan sebagai pusat dari pemerintahan kolonial Belanda
dengan banyak bangunan kolonialnya. Ini terjadi setelah penandatanganan perjanjian
antara Mataram dan VOC pada tanggal 15 Januari 1678. Dalam perjanjian tersebut
dinyatakan, bahwa Semarang sebagai Pelabuhan utama kerajaan Mataram telah
diserahkan kepada pihak VOC, karena VOC membantu Mataram menumpas pemberontakan
Trunojoyo. Mulai tahun 1705, Semarang menjadi milik secara penuh VOC. Sejak
saat itu mulai muncul banyak pemberontakan dan suasana menjadi tidak aman lagi.
Belanda membangun benteng untuk melindungi pemukimannya. Benteng yang terletak
di sisi barat kota lama ini di bongkar dan dibangun benteng baru yang
melindungi seluruh kota lama Semarang.
Kawasan
Kota Lama Semarang dibentuk sesuai dengan konsep perancangan kota-kota di
Eropa, baik secara struktur kawasan maupun citra estetis arsitekturalnya.
Kawasan ini memiliki pola yang memusat dengan bangunan pemerintahan dan Gereja
Blenduk sebagai pusatnya. Pola perancangan kota tersebut sama seperti
perancangan kota- kota di Eropa. Sementara pada karakter arsitektur bangunan,
kekhasan arsitektur bangunan di kawasan ini ditunjukkan melalui penampilan
detail bangunan, ornamen-ornamen, serta unsur-unsur dekoratif pada
elemen-elemen arsitekturalnya. Dengan keberadaan Kota Lama Semarang, citra
arsitektur Eropa telah hadir dan menambah nuansa keberagaman arsitektur di Jawa
Tengah dan daerah-daerah sekitarnya, dan pada gilirannya memperkaya khazanah
arsitektur di negeri ini.
- Konservasi Kawasan Kota Tua Makassar Terhadap Perkembangan Sarana Pelayanan Pariwisata
Penelitian
ini mengkaji konservasi kawasan kota tua yang dikaitkan dengan tata ruang dan
tata bangunan. Di kawasan kota tua tersimpan pasang surut perkembangan kota.
Bentuk bangunan, pola tata ruang, pola jalan, pola ruang terbuka ruang parkir, papan
reklame, dan pedagang kaki lima adalah beberapa unsur dasar fisik perkotaan
yang berkembang mengikuti perkembangan pola kehidupan masyarakat. Berbagai
faktor, baik internal maupun eksternal, mempengaruhi perkembangan lingkungan
fisik maupun kehidupan masyarakat di kawasan kota tua. Penelitian ini merupakan
tahap ketiga dari penelitian sebelumnya. Penyusunan data base perkembangan
sarana pelayanan pariwisata dan kajian pengaruh perkembangan sarana pelayanan
parawisata sudah dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah merumuskan konsep
manajemen konservasi kota tua terhadap perkembangan sarana pelayanan pariwisata
dan panduan rancang kawasan untuk penataan ruang kota. Metode penelitian yang
digunakan adalah teknik evaluasi visual terhadap penataan bangunan dan
lingkungan di kawasan kota tua dengan variabel fungsi bangunan, wajah bangunan,
ketinggian bangunan, jaringan jalan, ruang parkir, jalur pejalan, jalur hijau,
ruang terbuka, taman kota, reklame, dan pedagang kaki lima. Evaluasi melaui
Focus Group Discussion (FGD) dilakukan dengan mengkaji persepsi masyarakat yang
tinggal, bekerja, dan memiliki usaha tentang penataan bangunan dan lingkungan
di kawasan kota tua. Hasil penjaringan persepsi masyarakat tentang penataan
bangunan dan lingkungan menunjukkan sebagian besar peserta FGD memiliki
pengetahuan yang cukup dalam penataan di kawasan kota tua dengan menilai
pentingnya konservasi bangunan dan kawasan yang bernilai historis. Hasil
penelitian berupa konsep dan panduan rancangan memperlihatkan bahwa bangunan kolonial
seperti Benteng Rotterdam, rumah jabatan walikota dan beberapa bangunan lainnya
memberikan makna historis di kawasan kota tua sehingga dalam penataaan kawasan,
unsur ini dimunculkan seperti: pembentukan skyline kawasan dan jalur pedestrian
mall yang menghubungkan Benteng Rotterdam dengan kawasan pertokoan Somba Opu
dan Pantai Losari.
(Sumber: http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/13964)
3. Garis Cakrawala dan Koridor Pandang (Skylines and View Corridor)
- Kawasan Taman Nasional Northeast Greenland
Taman Nasional Greenland Timur Laut (bahasa Greenland Kalaallit
Nunaanni nuna eqqissisimatitaq, bahasa Denmark Grønlands
Nationalpark)
adalah taman nasional yang terluas dan terletak paling utara di dunia.
Didirikan pada tahun 1974 dan diperluas hingga mencapai luas yang sekarang ada
tahun 1998, taman nasional ini melindungi area seluas 972,001 km2
(375,000 sq mi) dari kawasan tengah dan pantai timur laut Greenland
yang lebih luas dari seluruh, kecuali 30, negara di dunia. Taman Nasional
Greenland Timur Laut adalah taman nasional pertama yang didirikan di Kerajaan
Denmark dan
merupakan satu-satunya taman nasional di Greenland.
(Sumber:
https://www.libmagz.com/read/luar-biasa-inilah-beberapa-kawasan-konservasi-terbesar-di-dunia)
- Kawasan Suaka Margasatwa
Suaka margasatwa (Suaka:
perlindungan; Marga: turunan; satwa: hewan) adalah kawasan hutan suaka alam
yang mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman dan/ atau memiliki keunikan
jenis satwa yang membutuhkan perlindungan/ pembinaan bagi kelangsungan hidupnya
terhadap habitatnya. Daerah
suaka margasatwa biasanya ditetapkan sebagai suatu tempat hidup margasatwa yang
mempunyai nilai khas bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta merupakan
kekayaan dan kebanggaan nasional. Pelestarian
dapat dilakukan secara sengaja atau alami untuk menjaga kelangsungan hidup
tumbuhan tersebut. Adanya taman nasional dan cagar alam menjadi media dan
sarana bagi pelestarian serta perlindungan jenis flora dan fauna khas di
Indonesia. Melalui adanya upaya konservasi diharapkan keberadaan flora dan fauna
tersebut tetap terjaga dari ambang kepunahan sehingga kelestarian
keanekaragaman hayati flora dan fauna Indonesia tetap terjaga pada masa yang
akan datang.
(Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Suaka_margasatwa)
5.
Wajah Jalan (Street-Scapes)
- Konservasi Jalan Braga, Bandung
Sejarah jalan Braga
Upaya pemerintah melakukan
konservasi terhadap bangunan “Heritage” menghadapi kendala karena tersebarnya
lokasi bangunan bersejarah tersebut. Menyusuri jalan Braga di kota Bandung,
Jawa Barat, bagai ziarah ke masa pemerintahan kolonial Belanda. Jalan yang
namanya mirip dengan nama kota di utara Portugal itu merupakan daerah
konservasi budaya.
Menurut “Kuncen Bandung”
almarhum Haryoto Kunto, kata Braga berasal dari bahasa Sunda “Ngabaraga” yang
artinya bergaya, nampang, atau mejeng. Braga waktu itu memang menjadi the place
to see and to be seen. Ruas jalan yang tak terlalu panjang itu, tempo doeloe,
menjadi tempat rendezvous sambil jalan-jalan dan belanja. Sebab kala itu di
kota Bandung, Jalan Bragalah satu-satunya tempat shopping paling bergengsi.
Dari peninggalan-peninggalan
sejarah yang masih ada, kita bisa tahu bahwa di jalan Braga pernah dibangun
gedung-gedung berarsitektur art deco, seperti gedung Bank Dennis, gedung toko
Onderling Belang, di sebrang jalan gedung bioskop Majestic, dan viaduct; karena
lalu lintas dari Landraadweg selalu dipenuhi delman (kretek) yang menanti
kereta api lewat dari Setasion Bandoeng atau kereta api dari arah timur.
Kemudian viaduct itu menghubungkan jalan Parapatan Pompa (sekarang jalan
Suniaraja) dengan jalan Braga. Dulu jalan di jalan Braga ini buntu, namanya
Gang Effendi. Lalu jalan di samping penjara Banceuy, yang sebelumnya adalah
jalan kampung, dibikin tembus sampai ke jalan Braga di jalan Naripan.
( Sumber: https://sudiana1526.wordpress.com/2016/03/05/konservasi-jalan-braga-bandung/
)
6. Bangunan (Buildings)
- Konservasi Old City Shop Of Entertainment
Nama Bangunan Lama
: Gebouw van Het Nieuws van den Dag Nama
Bangunan Baru
: Old City Shop of Entertainment (Athena Diskotik)
Alamat
: Jl. Kali Besar Barat, Kel. Roa Malaka, Kec. Taman Sari,
Jakarta Barat (Jakarta 11230)
Tahun dibangun
: 1925 – 1927
Fungsi Awal
: Kantor Surat Kabar
Fungsi Sekarang
: Diskotik
Kondisi bangunan
: Baik
Klasifikasi Pemugaran : Golongan A
Dalam sebuah penelitian tentang beberapa bangunan di Kota Tua,
disebutkan, pada abad ke-17, media cetak di Batavia Lama masih sedikit. Tahun
1668, pemerintah VOC memutuskan untuk mendirikan percetakan sendiri di bawah
nama Stads & Compagnies Drukker. Namun pada tahun yang sama, diambilalih
oleh swasta. Perusahaan swasta itu mendapat hak paten Stads & Compagnies
Drukker namun kemudian mengganti nama menjadi Boekdrukker der Edele Compagnie.
- Konservasi Gedung Jasa Raharja
Sejarah Bangunan
(Sumber:
https://rikaarba.wordpress.com/2016/06/08/konservasi-arsitektur-kelompok-iii-kawasan-kali-besar/)
Gedung ini dibangun sekitar abad ke-19, memiliki desain unik khas
Eropa. Langit-langit bangunan yang menjulang tinggi berhiaskan lukisan, dengan
jendela berhias kaca patri serta bagian jendela lainnya dihiasi besi bercat
keemasan dengan ornamen unik yang selaras dengan ukiran pada tangga bangunan.
Pada dinding masih menempel tanda (sejenis prasasti) yang menandai keberadaan
bangunan yang dipercantik bentuk hiasan yang sangat klasik. Bangunan ini
merupakan bagian dari lima nama pemilik yang terdata, yaitu PT Perusahaan
Perdagangan Indonesia (PPI) yang memiliki 16 gedung.
Sebelum Direvitalisasi
(Sumber:
https://rikaarba.wordpress.com/2016/06/08/konservasi-arsitektur-kelompok-iii-kawasan-kali-besar/)
Sebelum direvitalisasi, bangunan ini tergolong rawan roboh,
sebelum bangnan ini dikonservasi, atap ini sudah tidak ada dan tidak memiliki
fungsi, hanya terdapat sisa-sisa dinding yang belakangnya kosong. Setelah
dikonservasi, bangunan ini bersifat sama seperti bangunan yang lama dari segi
fasad, hanya saja menggunakan teknologi bangunan yang lebih modern. Dikarenakan
bangunan ini memiliki klasifikasi pemugaran B.
7. Benda Peninggalan (Object and Fragments)
- Konservasi Benda Pura Puseh Tambahan
( Sumber:
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbbali/2016/08/01/studi-teknis-pura-puseh-tambahan/)
Di
Pura Puseh Tambahan, Desa Jehem, Kecamatan Tembuku banyak ditemukan
peninggalan cagar budaya, yang berasal dari masa klasik. Salah satu
peninggalan cagar budaya yang ditemukan di daerah ini merupakan
peninggalan dari masa klasik seperti lingga. Mengingat pentingnya cagar budaya
tersebut untuk itu peninggalan ini perlu dilestarikan, sebagai salah satu upaya
untuk mempertahankan keberadaan cagar budaya dan nilainya.
Berdasarkan
Tugas dan fungsi Kantor Balai Pelestarian Cagar Budaya adalah dengan melakukan
perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan cagar budaya. Sehubungan dengan hal
tersebut pelestarian cagar budaya yang merupakan kewajiban dan tanggungjawab
pemerintah dan seluruh masyarakat. Mengingat pentingnya cagar budaya, untuk itu
perlu dipelihara sebagai upaya untuk menjaga dan merawat agar kondisi
fisik cagar budaya tetap lestari, sehingga dapat meningkatkan potensi nilai,
informasi, dan promosi cagar budaya.
- Konservasi Benda Pura Puseh Tambahan
Pura
Pancering Jagat Terunyan
(Pura Bali Dèsa Pancering Jagat Bali)
adalah salah satu pura
tertua di Bali yang memiliki peninggalan megaitikum
berupa patung setinggi 4 meter. Pura ini terletak di sisi timur Danau Batur,
di wilayah Desa Terunyan, Kintamani, Bangli, yaitu
salah satu dari tiga desa Bali Aga selain Tenganan dan Sembiran. Pintu masuk utama pura ini
berada di barat karena penduduk Desa Trunyan menganggap arah mata angin kelod
(selatan) adalah ke arah Danau Batur, berbeda dari wilayah Bali lain yang
menentukan kelod berada di arah laut. Menurut falsafah yang dianut
masyarakat Bali, gunung berada di utara sementara laut atau danau berada di
selatan.
Upacara (odalan) pura ini jatuh pada Purnamaning
Sasih Kapat (sekitar bulan Oktober) untuk merayakan ulang tahun Ratu Sakti Pancering Jagat. Tarian
Barong Brutuk terkadang dipentaskan pada saat odalan untuk memperingati
pernikahan antara Ratu Sakti Pancering Jagat dengan Ratu Ayu Dalem Pingit.
(Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Pura_Pancering_Jagat_Terunyan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar